Sejarah Pondok Pesantren

Sejarah

Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah 2 Nagreg berdiri tahun 1994, dan digagas oleh KH. Q. Ahhmad Syahid, Ph.D. Beliau adalah kyai yang memiliki keahlian dalam bidang qira’at Al-Qur’an sekaligus seorang qori yang pernah menjuarai MTQ tingkat Nasional pertama di Makassar, Ujung Pandang pada tahun 1968. KH. Q. Ahhmad Syahid juga menrupakan pendiri Ponpes Al-Qur’an Al-Falah I yang didirikan pada tanggal 3 Mei 1970, berlokasi di Jl. Kapten Sangun No. 6 Cicalengka Bandung. Oleh karena itu, Ponpes Al-Qur’an Al-Falah 2 Nagreg ini secara historis dan kelembagaan tidak dapat dilepaskan dari Ponpes Al-Qur’an Al-Falah I Cicalengka, karena ia merupakan pengembangan darinya.

Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah 2 Nagreg didirikan di atas lahan 50.000 m2 (20.000 m2 hasil pembelian dan 30.000 m2 wakaf dari seorang dermawan setempat yang bernama Zainal Abidin). Pesantren ini berada di kaki Gunung Batu dengan udara yang cukup dingin tepatnya di Kampung Pamucatan Desa Kendan Nagreg Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.

Pada awalnya, Pesantren Al-Qur’an Al-Falah 2 ini bernama Da’watul Ihsan, sebuah nama yang diberikan oleh seorang simpatisan pesantren yang bernama Ukman Rukmana, beliau pernah menjadi wakil Gubernur Jawa Barat pada masa itu, sekaligus orang yang menggagas pendirian Rumah Sakit Al-Ihsan Baleendah Bandung. Namun seiring berjalannya waktu, dari awal tahun 2000 nama itu mulai lenyap dan masyarakat mulai mengenal pesantren ini dengan nama Al-Falah 2 Nagreg.

Ada beberapa alasan yang melatar belakangi pendirian Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Falah 2 di Nagreg ini, di antaranya:

  • Filosofis idiologis yaitu alasan yang berkaitan dengan misi penyebaran ajaran agama Islam yang berdasarkan pemahaman akidah Ahlu As-Sunnah wa Al-Jama’ah.
  • Geografis yaitu alasan yang berkaitan dengan kondisi alamiah, Nagreg dengan daerah pegunungannya masih dipandang sebagai lokasi yang lebih kondusif untuk sebuah proses pendidikan dan pembelajaran, dibanding dengan daerah Cicalengka yang sudah banyak mengalami polusi akibat proses industrialisasi.
  • Sosiologis yaitu alasan yang berkaitan dengan kondisi masyarakat, kehadiran sebuah pesantren besar di daerah Nagreg sangat diperlukan, untuk dapat meningkatkan gairah keagamaan di kalangan masyarakat yang masih sangat awam terhadap agama dengan tingkat kesadaran yang masih rendah.
  • Demografis yaitu alasan yang berkaitan dengan masalah kependudukan, keadaan akomodasi di Al-Falah I Cicalengka sudah tidak memadai, karena banyaknya santri yang ingin belajar mengaji dan sempitnya lahan bagi pengembangan sarana bangunan pesantren, karena berada diantara perumahan penduduk setempat. Oleh karena itu, perlu lahan baru yang luas serta kondusif bagi sebuah proses pendidikan dan pembinaan yang berkelanjutan.

Bergabung Bersama kami menuju generasi Qur’ani

Pondok pesantren al-qur’an al-falah 2 nagreg